Selasa, 31 Juli 2012

Sang Adik dan Sang Kakak

Di suatu kisah hidup lach dua orang bersaudara yang sangat akrab, seorang adik yang mempunyai 5 orang anak dan seorang kakak yang memilih untuk hidup membujang. Mereka berdua hidup dengan tidak berkelimpahan, hingga suatu hari sang kakak berpikir "Kasian sekali adikku, alangkah akan lebih baiknya jika saya bisa memberikan sedikit hasil lumbung ini kepada adikku, sehingga dia dapat memberikan gizi yang terbaik bagi anak - anaknya." Hingga di suatu malam yang gelap, dimana semua orang sudah naik ke peraduan, sang kakak dengan diam - diam menyelinap masuk ke dalam lumbung persediaan padi adiknya, di taruhnya 50 Kwintal padi di dalam lumbung adiknya, lalu dia kembali ke rumah.

Sang adik pun berpikir demikian, "Kasian sekali kakakku, dia adalah seorang kakak yang tidak ada merawat nya, sedangkan saya adalah orang yang mempunyai 5 orang anak, jika anak - anak saya besar maka anak - anak ini akan mampu merawat dan menjagaku." Sang adikpun berinisiatif untuk sedikit memberikan hasil padinya bagi sang kakak. Di tengah malam yang gelap sang adik pun pergi ke rumah kakaknya, dan dengan diam - diam menaruh 50 kwintal padi ke dalam lumbung padi kakaknya.

Kedua orang ini sama - sama heran...Mengapa ketika mereka memberi 50, maka akan kembali lagi 50. Lumbung padi mereka tidak pernah berkurang.Setiap hari terjadi seperti itu. Hingga di suatu malam yang gelap, ketika mereka mau sama - sama pergi untuk menaruh padi sang adik kepada kakak, dan sang kakak kepada adik, mereka tidak sengaja bertabrakan di tengah jalan. Brukkkkk....

Sang adik dan kakak pun sama - sama teriak, "Siapa itu?" Karena mereka sama - sama mengenali suara masing - masing dari saudaranya, mereka pun saling berpelukan dan saling mengetahui ternyata saudaranya lach yang saling mengisi lumbung padi mereka.

Pesan Moral:
Berdasarkan cerita di atas, kita mau melihat ketika di tengah keterbatasan, mereka masih memiliki kasih yang tulus yang memampukan mereka untuk memberi dan berbagi kepada saudaranya masing - masing. Hal ini bukan di lihat dari seberapa besar yang dapat kita berikan, tetapi seberapa tulusnya kita mau untuk belajar memberi. Sehingga yang mereka dapat jauh lebih besar dari itu, perasaan damai sejahtera dan hubungan persaudaraan yang semakin baik.
Sama halnya dengan kita, kita adalah anak - anakNya yang dikasihi. Tetapi mungkin kita belum bisa untuk belajar memberi di tengah keterbatasan kita. Mungkin saat ini, kita belum bisa memiliki senyum yang tulus kepada seseorang yang menyakiti hati kita, atau kita belum bisa menyisihkan sedikit rezeki yang Tuhan berikan kepada kita. Mintalah kepada Empunya Kasih, agar kita mau untuk belajar memberi  karena Dia adalah Allah yang mengetahui segala isi hati kita dan Memampukan kita untuk mengatasi kelemahan - kelemahan kita.
Mulailah belajar dari sekeliling kita, seperti mengucapkan terimakasih, meminta maaf, tersenyum kepada orang di sekitar kita, dan percayalah bahwa suatu saat kita telah diubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar