Kamis, 02 Agustus 2012

Doa, Usaha, Iman, Taat.. (D.U.I.T)


Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, terkadang kita tidak menyadari bahwa telah begitu banyak peran di dalam hidup kita,  dan dari peran – peran tersebut kita dituntut untuk menjadi yang terbaik. Dari peran – peran yang kita ambil akhirnya semakin membawa kita jauh dari pencipta kita. Jika dilihat ke belakang dalam hal hubungan relasi dengan Tuhan apakah kita telah menjadi Anak Tuhan yang mecoba melakukan yang Terbaik? Ada beberapa cara yang bisa kita lakuin untuk belajar mendekat kepada Dia yaitu melalui Doa, Usaha, Iman dan Taat. (DUIT)
  1. Doa : Apa itu doa?  
 Definisi doa menurut santa Teresia Avila, yaitu doa  yang berarti suatu ungkapan persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan Allah. 
Dari definisi doa di atas, doa sangat membantu kita dalam menjalin hubungan yang mesra dengan Allah, kita boleh semakin melihat ke dalam diri kita, bahwa kita telah diciptakan dengan luar biasa dan dikasihi-Nya dengan tak bersyarat. Dengan doa juga akan membantu kita dalam bercakap – cakap dengan sang pencipta kita sendiri. Ada beberapa tujuan dari doa, beberapa di antaranya adalah:

-   Terjadinya suatu percakapan yang mesra dengan Allah yang membantu kita untuk tenggelam di dalam KasihNya 

Mesra : adanya ungkapan Kasih yang besar dari Bapa kepada kita.

Dengan kasih maka kita boleh diampuni dosa – dosanya, dengan kasih juga Tuhan Yesus mau menanggung segala dosa kita.
Kasihnya yang begitu besar bagi kita, yang selalu memberikan rahmat pengampunan bagi kita. Sehingga kita boleh menimba kekuatan baru setiap harinya untuk boleh menjalani kehidupan ini dengan lebih sabar, dan lebih teguh hati, karena kita sudah mendapatkan kekuatan yang selalu baru setiap hariNya. Maka cobalah sesibuk apapun kita, luangkanlah waktu untuk berdoa, untuk bercakap-cakap dengan Sang sumber kasih kita sendiri.

- Memampukan kita untuk berkembang dalam kebajikan rohani.
Dengan doa juga, karena terus menerus tenggelam di dalam kasihNya itu sendiri, maka akan membantu kita untuk melihat ke dalam diri kita betapa tidak berartinya dan betapa lemahnya hidup kita, dan melihat betapa besar Karya yang Tuhan sudah buat dalam hidup kita. Sehingga akan membantu kita dalam menjalin relasi dengan orang lain yang tentunya akan membuat kita semakin rendah hati, menyadari kekecilan kita sehingga membantu kita untuk berkembang dalam kebajikan rohani.

-         Mempertimbangkan tiap – tiap perkara dengan tenang dan seksama
Buah dari doa adalah persahabatan yang mesra dengan Allah, yang akan membuat hati kita menjadi jauh lebih tenang dalam mempertimbangkan segala hal yang terjadi di dalam hidup kita. Ketenangan di dalam diri kita sungguh akan benar-benar ada di dalam hati kita, tinggal kita menjaga nya saja untuk terus datang kepada Dia dalam keheningan doa.

  1. Usaha : 
Markus 12:30
… “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu”…
Ini berarti Mengasihi Tuhan tidak hanya cukup dengan segenap hati dan segenap jiwa saja, Tuhan tahu kita mengasihi Dia, tetapi apa bedanya jika kita hanya menyimpannya di dalam hati saja, tanpa adanya usaha yang bisa kita lakuin sebagai pembuktian cinta kita kepada Dia.
Usaha yang terus menerus mau kita lakuin untuk terus mendekat kepada Dia adalah dengan belajar meninggalkan hawa nafsu/ kedagingan kita. Meninggalkan manusia lama kita dan menjadi manusia baru. Dibutuhkan kemauan yang kuat untuk mau meninggalkan kenikmatan kita, tetapi bukan berarti tidak mungkin, yang dibutuhkan adalah terus memandang kepada Dia, sehingga kita pun akhirnya berani meninggalkan segala kenikmatan duniawi.
Contoh kecil yang bisa kita lakuin adalah datang kepada Dia dalam Doa.
Sebagai orang yang hidup di kota besar seperti Jakarta kita semua dituntut untuk serba cepat, hingga terkadang kita menjadi lupa untuk berlutut dan menyembah Pencipta kita.
Mulailah berusaha dengan bangun lebih pagi, dan berdoalah sebelum memulai harimu.
Ingat yang dibutuhkan Tuhan bukan hanya kata-kata saya mencitaimu Tuhan tetapi ketika kita mau berusaha menjalin persahabatan yang mesra dengan Allah.
Terkadang mungkin kita masih sulit untuk bangun lebih pagi, atau sehari berhasil, tetapi kebesokannya tidak berhasil, tetapi mintalah rahmat kesetiaan, supaya kita boleh berusaha dan rela memberikan sedikit waktu kita. Ingat, Dia yang memampukan kita dalam segala hal kehidupan kita.

  1. Iman :
Iman adalah mempercayai yang tak tampak akan tetapi dengan iman pula kita melihat yang kita imani. St. Agustine
Beranikah kita percaya dengan apa yang tidak kita lihat? Padahal jika kita berani untuk Percaya, maka kita pun menjadi berani untuk menjadi anaknya yang percaya bahwa rancanganNya adalah rancangan yang mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.

Ulangan 28:13
…” Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia…”
Jadi beranikah kita menjadi percaya? Percaya akan janji – janjiNya? Dan Terus berharap kepada Dia?
Di Dalam gereja Khatolik, kita mempunyai teladan iman yang luar biasa… yaitu bunda kita sendiri, Bunda Maria. Dia yang dengan kelembutan hatinya, hidupnya yang berkenan kepada Allah berani untuk melaksanakan hanya kehendak Allah saja yang terutama di dalam hidupNya.

Kata Maria: …” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu...” Lukas 1:38
Semoga dari teladan dan doa – doa Bunda Maria, kitapun semakin berani untuk memiliki iman seperti Bunda Maria sendiri, sehingga memberanikan kita untuk berkata...
“ Sesungguhnya saya hanyalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” Semoga….

  1. Taat?
Temannya ketaatan adalah kesetiaan… Setia dalam menjalankan komitmen yang dibuat, setia dalam menjalankan komitmen komunitas yang ditetapkan. Mungkin awalnya memang sulit atau serba salah. Tetapi tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakuin, yang Dia mau hanya ketika kita membuka pintu hati kita dan berani berkata Ya, maka Dia akan memampukan kita untuk menjalani dengan taat dan setia komitmen – komitmen yang ditetapkan.

Ada sedikit cerita mengenai ketaatan, ceritanya begini:
Suatu Alkisah, di suatu kerajaan Iblis sedang ada tes untuk kenaikan pangkat bagi 3 iblis junior menjadi senior Iblis. Ujiannya sangat mudah, hanya menggoda manusia untuk jatuh ke dalam dosa.

Iblis 1 menguji manusia: … “Man… Man (panggilan untuk manusia) kamu kenapa percaya kepada si Yesus itu? Padahal pada saat kamu susah kamu sendirian loh..” 
Sich Manusia menjawab “ Saya tidak dibiarkan sendirian, bukankah di Alkitab ada tertulis, bahwa sehelai rambut jatuh pun jatuh Dia tahu, Dia adalah Allah yang memelihara ku.” Iblis pun kalah….

Iblis 2 pun datang lagi menguji manusia:… “Man..Man…kamu bencilah sesamamu, apalagi orang yang telah menyakiti hatimu, balaslah lebih kejam kepada orang yang menyakiti hatimu”
Tetapi sekali lagi sich manusia menjawab “ Tuhan telah menebus saya dengan darahNya yang kudus, Dia yang rela mati di kayu Salib demi saya. Apa susahnya bagi saya jika saya belajar untuk mengampuni yang bersalah kepada saya?” Iblis pun kalah kembali…

Iblis 3 pun mencobai manusia lagi: “Man..Man… Kamu mulailah berdoa, mulailah mengasihi sesamamu, menghormati orang tuamu… Tetapi nanti saja… Sekarang kamu kan bisa main – main dulu, bisa nonton DVD dulu… Nanti saja yach Man kamu berdoanya… Dan lucunya… Iblis ke – 3 Ini yang berhasil naik pangkat….
Karena kecenderungan manusia untuk menunda dan belajar menjadi taat… Manusia yang cenderung nanti saja…Maka jadilah iblis ke – 3 ini yang naik pangkat. 

Semoga dari sedikit cerita di atas kita mau belajar untuk taat dan setia dalam menjalankan komitmen kita. Walaupun jatuh dan bangun… Tetapi jangan sampai kebablasan…Inget saja untuk balik dan belajar…

Selain Doa, Usaha, Iman dan Taat, kesetiaan ada banyak segi atau aspek yang bisa membawa kita mendekat kepada Dia. 
Tuhan memberkati... ^_^ (DL)

Inspirasi dari Khotbah Romo tanggal 22/03/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar