Jumat, 07 Desember 2012

My Jesus...,

ohhh.. Yesus ku...betapa saya boleh sungguh berterimakasih atas kasihMu yang boleh engkau berikan... KasihMu yang membangkar jiwa saya...Mencintai saya bagaimana adanya diri saya...
Bakarlah saya selalu, dengan kasihMu.. jadikanlah saya alatmu yang peka dan rela, sehingga saya boleh ikut ambil bagian dalam misi keselamatanmu di dunia ini....
Jauhkan saya dari dosa kesombongan, dan berikanlah saya karunia kesabaran, ketaatan dan takut akan engkau... Betapa besar cintaMu kepadaku.. hingga membuat jiwa saya hanya ingin memuliakan namaMu, jiwa saya hanya mau mencintaiMu... love My Jesus...

Rabu, 10 Oktober 2012

Allah yang Memberi Pertumbuhan

1 Kor 3:7
Aku menanam, Apolos menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Pernahkah kamu menanam sebuah benih? Apa yang kamu lihat? Apakah dalam hitungan jam benih tersebut tumbuh? atau kamu memerlukan usaha yang lebuh tekun hingga berbulan - bulan? supaya benih itu dapat bertumbuh?

Benih yang telah siap dan matang itu tumbuh bukan hanya karena campur tangan kita sendiri tetapi karena ada nya campur tangan Tuhan. Jika kita boleh berkaca ke dalam kehidupan kita selama ini... Benih- benih apa saja yang telah ditanam dalam kehidupan kita? apakah benih kebaikan, apakah diperlukan ketekunan dalam menanam benih baik tersebut. Apakah saat ini kita terus setia melakukan kebaikan? sehingga pada akhirnya ada buah - buah yang baik yang boleh kita tuai? Bisa sebutkan apa saja yang telah anda tuai dari kebiasaan baik yang telah anda lakukan setiap hari?

atau mungkin sebaliknya? kita selalu melakukan kebiasaan buruk? tidak menghargai hidup kita? sehingga akhirnya yang kita tuai adalah pribadi yang mudah marah, mudah tersinggung, dan tidak menghargai sesama kita?

Mari saat ini, percayalah bahwa kita adalah anak - anakNya yang mempunyai Allah  yang menanam dan memanggil kita untuk melakukan kebaikan... Oleh sebab itu, Hendaknya kita mau menjauhi perbuatan - perbuatan dosa yang membuat hatiNya sedih. Dan mohon lah rahmat agar kita mampu berusaha dan setia dalam melakukan perkara-perkara kecil untuk menyenangkan hatinya. Dan biarlah dari perkara - perkara kecil tersebut kita boleh semakin terus bertumbuh ke arah Dia. Tuhan memberkati...



Rabu, 12 September 2012

Pohon yang ditanam di tepi aliran air

"... Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil..." Mzm 1:3

Pernahkah kita melihat pohon yang ditanam di tepi aliran sungai? Apa yang kita lihat?

Bukankah pohon yang ditanam di tepi aliran sungai selalu tumbuh dengan subur?  Pohon yang dengan  pasti menancapkan akar - akarnya ke perut bumi, batangnya yang berdiri kokoh dengan pasti menjulang tinggi ke atas, cabang - cabangnya dan daun - daunnya  yang memberikan keteduhan, berbunga menarik sekali, dan berbuah ranum dan manis sekali? 
Pohon ini begitu boleh bersukacita karena boleh mendapatkan air yang cukup untuk dia hidup dan  berfotosintesis sehingga boleh menghasilkan udara yang segar yang boleh dinikamati oleh  makhluk hidup di sekitarnya.

Refleksi: 
Saat ini, apakah kita sebagai anak - anak Tuhan yang telah dipilih, mau menjadi seperti pohon tersebut? yang mau berbuah pada musimnya? yang tidak layu daunnnya bahkan tidak mati?

Mari saat ini, kita mau lebih mendekat lagi kepada sumber air kehidupan sendiri, yaitu Yesus Kristus. Kita mau merenungkan dan menghayati sabdanya siang dan malam, sehingga kita pun diubahkan dalam setiap tutur kata dan perbuatan kita, sehingga kasihNya boleh terpancar lewat hidup kita.

 Biarlah perbuatan - perbuatan kita boleh semakin diubahkan, kita boleh menjadi jauh lebih sabar, jauh lebih mengasihi dan jauh lebih mau untuk bekerja untuk kemuliaan Tuhan saja.

Memohonlah kepada rahmat Tuhan agar kita boleh menjadi pohon yang boleh ditanam di tepi aliran air tersebut sehingga kita pun boleh semakin berakar kan iman, berbatang kasih, bercabang pengharapan, berdaun kesabaran, berbunga sukacita, dan berbuah damai sejahtera.

Minggu, 02 September 2012

Hendaknya kita mau menjadi Pelaku Firman...

Di suatu kisah, di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang memiliki janji bahwa ia tidak akan pernah memangsa orang yang baik, janji ini dia pegang dengan setia  hari demi hari. Hingga suatu hari, di kejauhan dan dalam kondisi kelaparan, singa ini melihat seorang khatolik yang siap untuk dimangsanya. ( Entah bagaimana singa itu mengetahui bahwa yang akan di mangsanya adalah seorang khatolik).
Hingga akhirnya orang khatolik itu dimangsanya bagian demi bagian, hingga yang bersisa hanya mulutnya saja.
Singa yang lain bertanya, "Mengapa engkau meninggalkan mulutnya saja?" Dan tidak memakan semua anggota bagian badan dari orang khatolik ini?" Singa itu menjawab, " Saya tidak dapat memakan mulut orang khatolik ini, karena dari mulut orang ini selalu keluar kata - kata yang baik, tetapi tidak dengan anggota tubuhnya yang lain."

Refleksi: 
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya menjadi pendengar saja: Sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." Yak1:22

Pada bulan September umat khatolik memperingati sebagai bulan kitab suci,  untuk boleh lebih lagi mencintai Firman Allah yang hidup. Tetapi pertanyaan buat diri kita? Apakah kita saat ini hanya menjadi pendengar saja? atau memilih untuk menjadi pelaku firman? 

Melihat cerita di atas, apakah kita hanya mengeluarkan kata - kata baik hanya di mulut saja? Sehingga orang-orang hanya segan dengan mulut orang khatolik saja? 

" ...Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata - kata, dan juga lambat untuk marah. Yak 1:19 

Menjadi seorang pelaku firman kita dituntut untuk menjadi lambat marah, dan mau lebih cepat untuk mengampuni, mengasihi sesama kita. Seberapa besar usaha yang telah kita lakukan? Untuk boleh menghidupkan firman Allah? 

Yuk, mari saat ini kita mohon Rahmat Tuhan untuk menjadikan kita menjadi pelaku firman, yang mau menjadikan setiap perbuatan kita setiap harinya sebagai persembahan yang utuh dan doa yang tak kunjung putus, sehingga setiap orang yang melihat boleh semakin menyatakan kemulianNya lewat hidup keseharian kita. Kita di panggil bukan hanya menjadi pendengar saja, tetapi hendaklah kita menjadi pelaku firman. 

Tuhan memberkati...

Selasa, 14 Agustus 2012

S.M.I.L.E (See Miracle In Life Everyday)

..." Karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia - sia." 1 Kor 15:10


Pada saat saya menonton Mario Teguh, saya begitu menyukai pertanyaan yang diberikan kepada audience. Pertanyaan nya begini: " Siapa di antara saudara semua yang hadir di sini pernah merasakan khawatir?" Dan hampir semua audience tunjuk tangan. Lalu pertanyaan diberikan kembali " Dari kalian yang tunjuk tangan disini berapa banyak kekhawatiran yang benar-benar dikhawatirkan terbukti?"
Dari sekian banyak yang tunjuk tangan akhirnya hanya beberapa orang saja yang tunjuk tangan.

Yup, jika berbicara tentang khawatir kita tidak pernah terlepas dari yang namanya perasaan khawatir. Saya pun dalam setiap fase kehidupan saya pernah merasa khawatir. Ketika masa sekolah saya takut tidak naik kelas, ataupun sekarang ketika saya sudah bekerja, saya pun merasa khawatir tidak dapat memberikan perform yang baik atau  di dalam lingkup masyarakat apakah saya telah diterima dengan baik di antara teman - teman saya?  So? Apakah kekhawatiran manusia akan ada habisnya? Mungkin tidak, selama manusia itu masih belum bisa bersyukur atas setiap hal - hal kecil yang boleh terjadi di dalam hidupnya. Dan juga karena kecenderungan manusia yang tidak pernah puas, selalu mencari lebih dan lebih lagi.... Apakah manusia berani berkata cukup atas rahmat yang telah dicukupkan-Nya setiap hari?  Contoh: Ketika dia telah memiliki rumah yang nyaman, dia meminta rumah yang lebih besar lagi... Ketika telah mendapatkan pekerjaan yang baik, mau pekerjaan yang lebih bergengsi lagi. Yach itulah sebagian kelemahan manusia, yang seharusnya membuat kita pun bersyukur, karena di dalam kelemahan kita lach, kita jadi menjadi manusia yang Berpengahrapan di dalam Tuhan saja.

Ada satu titik balik dalam hidup saya bersama Tuhan, dimana ketika saya mulai percaya kepada Tuhan, saya mulai merasa kekhawatiran itu perlahan - lahan mulai menghilang. Saya menjadi seorang anak yang tahu bahwa saya akan dijaga dan dipelihara-Nya. Bukankah kita mempunyai  Allah yang dasyat? Bukankah Dia telah mengenal kita sejak kita berada di dalam kandungan? Bukankah 1 rambut pun jatuh Dia tahu? satu yang dia minta adalah agar kita mau percaya saja kepada Dia. 
See Miracle In Life Everyday, mulai mengenal Dia merupakan keajaiban di dalam hidup saya, karena ternyata saya boleh melihat karyanya yang begitu besar di dalam hidup saya. Bukan keajaiban yang luar biasa tetapi keajaiban - keajaiban kecil di dalam rutinitas saya harian. Ketika saya masih boleh melakukan aktifitas rutin harian (bekerja, bersenda gurau, dimarahin atasan), ketika saya masih boleh tersenyum, ketika saya masih boleh dimarahin oleh orang tua, ketika saya masih diberi kesehatan, ketika karena kasih karunia-Nya menjadikan pribadi saya yang sekarang. Betapa bersyukurnya saya atas keajaiban - keajaiban kecil yang boleh terus Tuhan nyatakan di dalam hidup saya. Jadi marilah kita menjadi anakNya yang berpengharapan, karena kasih karunia-Nya kita menjadi diri kita yang ada sekarang dan kasih karunia-Nya yang diberikan kepada kita tidak akan menjadi sia - sia. Bersyukurlah atas hidupu setiap harinya. Karena kita mempunyai Tuhan yang luar biasa, yang akan mencukupkan kita di dalam segala hal. Percayalah dan jangan takut menjadi manusia yang berpengharapan.

Rabu, 08 Agustus 2012

Joni dan Cincin Kesayangannya...

Di suatu alkisah ada seorang yang sangat kaya raya yang bernama Joni. Joni adalah seorang yang mengoleksi  barang berharga, yang ditaruhnya di gudang bawah tanah. Dan pada suatu ketika, dia harus mencari salah satu jenis barang berharga tersebut di gudang bawah tanahnya yang gelap gulita. . Tetapi pada saat dia mencari barang berharga tersebut, dia menghilangkan cincin kesayangannya. Hingga akhirnya dia pun harus mencari cincin tersebut.  Joni mencari cincin tersebut kemana - mana, hingga akhirnya temannya Joni menawarkan bantuan nya untuk membantu mencari cincin tersebut. Tetapi temannya Joni heran mengapa Joni tidak mencari cincinnya yang hilang di dalam gudang. Padahal cincin tersebut hilang di dalam gudang. Bertanyalah temannya Joni kepada Joni : "Joni, kenapa kamu tidak mencari cincin kamu di dalam gudang ?"
Joni menjawab: "Apakah kamu tidak melihat di gudang sangat gelap ?" Bagaimana saya harus mencarinya?"

Refleksi:
Kita mungkin tidak mengenal diri kita sebaik Tuhan mengenal diri kita. Mungkin kita merasa terlalu gelap untuk melihat ke dalam hati kita atau siapa kita sebenarnya? Oleh sebab itu sangat diperlukanlah Terang Ilahi di dalam setiap langkah kehidupan kita. Terang Ilahi tersebutlah yang memampukan kita untuk semakin melihat ke kedalaman hati kita dan untuk apa kita diciptakan. Bukankan Dia mengenal kita, mengetahui  kedalaman hati kita, dan Dia juga mengetahui pikiran - pikiran kita? Bukankah setiap pribadi diciptakan unik oleh Tuhan? Lalu, mengapa kita masih tidak puas dan selalu membandingkan diri dengan orang lain? Tuhan menciptakan kita, untuk menjadi siapa diri kita, dan bukan menjadi pribadi yang lain. Hargailah diri kita, dan gunakanlah Terang Ilahi tersebut untuk menuntun setiap langkah kita sehingga kita boleh menjadi semakin  peka menanggapi panggilanNya dan untuk apa kita diciptakan.

Kamis, 02 Agustus 2012

Doa, Usaha, Iman, Taat.. (D.U.I.T)


Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, terkadang kita tidak menyadari bahwa telah begitu banyak peran di dalam hidup kita,  dan dari peran – peran tersebut kita dituntut untuk menjadi yang terbaik. Dari peran – peran yang kita ambil akhirnya semakin membawa kita jauh dari pencipta kita. Jika dilihat ke belakang dalam hal hubungan relasi dengan Tuhan apakah kita telah menjadi Anak Tuhan yang mecoba melakukan yang Terbaik? Ada beberapa cara yang bisa kita lakuin untuk belajar mendekat kepada Dia yaitu melalui Doa, Usaha, Iman dan Taat. (DUIT)
  1. Doa : Apa itu doa?  
 Definisi doa menurut santa Teresia Avila, yaitu doa  yang berarti suatu ungkapan persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan Allah. 
Dari definisi doa di atas, doa sangat membantu kita dalam menjalin hubungan yang mesra dengan Allah, kita boleh semakin melihat ke dalam diri kita, bahwa kita telah diciptakan dengan luar biasa dan dikasihi-Nya dengan tak bersyarat. Dengan doa juga akan membantu kita dalam bercakap – cakap dengan sang pencipta kita sendiri. Ada beberapa tujuan dari doa, beberapa di antaranya adalah:

-   Terjadinya suatu percakapan yang mesra dengan Allah yang membantu kita untuk tenggelam di dalam KasihNya 

Mesra : adanya ungkapan Kasih yang besar dari Bapa kepada kita.

Dengan kasih maka kita boleh diampuni dosa – dosanya, dengan kasih juga Tuhan Yesus mau menanggung segala dosa kita.
Kasihnya yang begitu besar bagi kita, yang selalu memberikan rahmat pengampunan bagi kita. Sehingga kita boleh menimba kekuatan baru setiap harinya untuk boleh menjalani kehidupan ini dengan lebih sabar, dan lebih teguh hati, karena kita sudah mendapatkan kekuatan yang selalu baru setiap hariNya. Maka cobalah sesibuk apapun kita, luangkanlah waktu untuk berdoa, untuk bercakap-cakap dengan Sang sumber kasih kita sendiri.

- Memampukan kita untuk berkembang dalam kebajikan rohani.
Dengan doa juga, karena terus menerus tenggelam di dalam kasihNya itu sendiri, maka akan membantu kita untuk melihat ke dalam diri kita betapa tidak berartinya dan betapa lemahnya hidup kita, dan melihat betapa besar Karya yang Tuhan sudah buat dalam hidup kita. Sehingga akan membantu kita dalam menjalin relasi dengan orang lain yang tentunya akan membuat kita semakin rendah hati, menyadari kekecilan kita sehingga membantu kita untuk berkembang dalam kebajikan rohani.

-         Mempertimbangkan tiap – tiap perkara dengan tenang dan seksama
Buah dari doa adalah persahabatan yang mesra dengan Allah, yang akan membuat hati kita menjadi jauh lebih tenang dalam mempertimbangkan segala hal yang terjadi di dalam hidup kita. Ketenangan di dalam diri kita sungguh akan benar-benar ada di dalam hati kita, tinggal kita menjaga nya saja untuk terus datang kepada Dia dalam keheningan doa.

  1. Usaha : 
Markus 12:30
… “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu”…
Ini berarti Mengasihi Tuhan tidak hanya cukup dengan segenap hati dan segenap jiwa saja, Tuhan tahu kita mengasihi Dia, tetapi apa bedanya jika kita hanya menyimpannya di dalam hati saja, tanpa adanya usaha yang bisa kita lakuin sebagai pembuktian cinta kita kepada Dia.
Usaha yang terus menerus mau kita lakuin untuk terus mendekat kepada Dia adalah dengan belajar meninggalkan hawa nafsu/ kedagingan kita. Meninggalkan manusia lama kita dan menjadi manusia baru. Dibutuhkan kemauan yang kuat untuk mau meninggalkan kenikmatan kita, tetapi bukan berarti tidak mungkin, yang dibutuhkan adalah terus memandang kepada Dia, sehingga kita pun akhirnya berani meninggalkan segala kenikmatan duniawi.
Contoh kecil yang bisa kita lakuin adalah datang kepada Dia dalam Doa.
Sebagai orang yang hidup di kota besar seperti Jakarta kita semua dituntut untuk serba cepat, hingga terkadang kita menjadi lupa untuk berlutut dan menyembah Pencipta kita.
Mulailah berusaha dengan bangun lebih pagi, dan berdoalah sebelum memulai harimu.
Ingat yang dibutuhkan Tuhan bukan hanya kata-kata saya mencitaimu Tuhan tetapi ketika kita mau berusaha menjalin persahabatan yang mesra dengan Allah.
Terkadang mungkin kita masih sulit untuk bangun lebih pagi, atau sehari berhasil, tetapi kebesokannya tidak berhasil, tetapi mintalah rahmat kesetiaan, supaya kita boleh berusaha dan rela memberikan sedikit waktu kita. Ingat, Dia yang memampukan kita dalam segala hal kehidupan kita.

  1. Iman :
Iman adalah mempercayai yang tak tampak akan tetapi dengan iman pula kita melihat yang kita imani. St. Agustine
Beranikah kita percaya dengan apa yang tidak kita lihat? Padahal jika kita berani untuk Percaya, maka kita pun menjadi berani untuk menjadi anaknya yang percaya bahwa rancanganNya adalah rancangan yang mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.

Ulangan 28:13
…” Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia…”
Jadi beranikah kita menjadi percaya? Percaya akan janji – janjiNya? Dan Terus berharap kepada Dia?
Di Dalam gereja Khatolik, kita mempunyai teladan iman yang luar biasa… yaitu bunda kita sendiri, Bunda Maria. Dia yang dengan kelembutan hatinya, hidupnya yang berkenan kepada Allah berani untuk melaksanakan hanya kehendak Allah saja yang terutama di dalam hidupNya.

Kata Maria: …” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu...” Lukas 1:38
Semoga dari teladan dan doa – doa Bunda Maria, kitapun semakin berani untuk memiliki iman seperti Bunda Maria sendiri, sehingga memberanikan kita untuk berkata...
“ Sesungguhnya saya hanyalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” Semoga….

  1. Taat?
Temannya ketaatan adalah kesetiaan… Setia dalam menjalankan komitmen yang dibuat, setia dalam menjalankan komitmen komunitas yang ditetapkan. Mungkin awalnya memang sulit atau serba salah. Tetapi tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakuin, yang Dia mau hanya ketika kita membuka pintu hati kita dan berani berkata Ya, maka Dia akan memampukan kita untuk menjalani dengan taat dan setia komitmen – komitmen yang ditetapkan.

Ada sedikit cerita mengenai ketaatan, ceritanya begini:
Suatu Alkisah, di suatu kerajaan Iblis sedang ada tes untuk kenaikan pangkat bagi 3 iblis junior menjadi senior Iblis. Ujiannya sangat mudah, hanya menggoda manusia untuk jatuh ke dalam dosa.

Iblis 1 menguji manusia: … “Man… Man (panggilan untuk manusia) kamu kenapa percaya kepada si Yesus itu? Padahal pada saat kamu susah kamu sendirian loh..” 
Sich Manusia menjawab “ Saya tidak dibiarkan sendirian, bukankah di Alkitab ada tertulis, bahwa sehelai rambut jatuh pun jatuh Dia tahu, Dia adalah Allah yang memelihara ku.” Iblis pun kalah….

Iblis 2 pun datang lagi menguji manusia:… “Man..Man…kamu bencilah sesamamu, apalagi orang yang telah menyakiti hatimu, balaslah lebih kejam kepada orang yang menyakiti hatimu”
Tetapi sekali lagi sich manusia menjawab “ Tuhan telah menebus saya dengan darahNya yang kudus, Dia yang rela mati di kayu Salib demi saya. Apa susahnya bagi saya jika saya belajar untuk mengampuni yang bersalah kepada saya?” Iblis pun kalah kembali…

Iblis 3 pun mencobai manusia lagi: “Man..Man… Kamu mulailah berdoa, mulailah mengasihi sesamamu, menghormati orang tuamu… Tetapi nanti saja… Sekarang kamu kan bisa main – main dulu, bisa nonton DVD dulu… Nanti saja yach Man kamu berdoanya… Dan lucunya… Iblis ke – 3 Ini yang berhasil naik pangkat….
Karena kecenderungan manusia untuk menunda dan belajar menjadi taat… Manusia yang cenderung nanti saja…Maka jadilah iblis ke – 3 ini yang naik pangkat. 

Semoga dari sedikit cerita di atas kita mau belajar untuk taat dan setia dalam menjalankan komitmen kita. Walaupun jatuh dan bangun… Tetapi jangan sampai kebablasan…Inget saja untuk balik dan belajar…

Selain Doa, Usaha, Iman dan Taat, kesetiaan ada banyak segi atau aspek yang bisa membawa kita mendekat kepada Dia. 
Tuhan memberkati... ^_^ (DL)

Inspirasi dari Khotbah Romo tanggal 22/03/2012