Seiring berjalannya waktu dan
bertambahnya umur, terkadang kita tidak menyadari bahwa telah begitu banyak
peran di dalam hidup kita, dan dari
peran – peran tersebut kita dituntut untuk menjadi yang terbaik. Dari peran –
peran yang kita ambil akhirnya semakin membawa kita jauh dari pencipta kita. Jika
dilihat ke belakang dalam hal hubungan relasi dengan Tuhan apakah kita telah
menjadi Anak Tuhan yang mecoba melakukan yang Terbaik? Ada beberapa cara yang bisa kita lakuin untuk
belajar mendekat kepada Dia yaitu melalui Doa, Usaha, Iman dan Taat. (DUIT)
- Doa : Apa itu doa?
Definisi doa menurut santa
Teresia Avila, yaitu doa yang berarti suatu
ungkapan persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati
dengan Allah.
Dari
definisi doa di atas, doa sangat membantu kita dalam menjalin hubungan yang
mesra dengan Allah, kita boleh semakin melihat ke dalam diri kita, bahwa kita
telah diciptakan dengan luar biasa dan dikasihi-Nya dengan tak bersyarat.
Dengan doa juga akan membantu kita dalam bercakap – cakap dengan sang pencipta
kita sendiri. Ada
beberapa tujuan dari doa, beberapa di antaranya adalah:
- Terjadinya suatu percakapan yang mesra dengan Allah yang membantu kita untuk
tenggelam di dalam KasihNya
Mesra :
adanya ungkapan Kasih yang besar dari Bapa kepada kita.
Dengan
kasih maka kita boleh diampuni dosa – dosanya, dengan kasih juga Tuhan Yesus
mau menanggung segala dosa kita.
Kasihnya
yang begitu besar bagi kita, yang selalu memberikan rahmat pengampunan bagi
kita. Sehingga kita boleh menimba kekuatan baru setiap harinya untuk boleh
menjalani kehidupan ini dengan lebih sabar, dan lebih teguh hati, karena kita
sudah mendapatkan kekuatan yang selalu baru setiap hariNya. Maka cobalah
sesibuk apapun kita, luangkanlah waktu untuk berdoa, untuk bercakap-cakap dengan
Sang sumber kasih kita sendiri.
- Memampukan kita untuk
berkembang dalam kebajikan rohani.
Dengan
doa juga, karena terus menerus tenggelam di dalam kasihNya itu sendiri, maka
akan membantu kita untuk melihat ke dalam diri kita betapa tidak berartinya dan
betapa lemahnya hidup kita, dan melihat betapa besar Karya yang Tuhan sudah
buat dalam hidup kita. Sehingga akan membantu kita dalam menjalin relasi dengan
orang lain yang tentunya akan membuat kita semakin rendah hati, menyadari
kekecilan kita sehingga membantu kita untuk berkembang dalam kebajikan rohani.
- Mempertimbangkan tiap – tiap perkara
dengan tenang dan seksama
Buah
dari doa adalah persahabatan yang mesra dengan Allah, yang akan membuat hati
kita menjadi jauh lebih tenang dalam mempertimbangkan segala hal yang terjadi
di dalam hidup kita. Ketenangan di dalam diri kita sungguh akan benar-benar ada
di dalam hati kita, tinggal kita menjaga nya saja untuk terus datang kepada Dia
dalam keheningan doa.
- Usaha :
Markus 12:30
… “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu”…
Ini berarti Mengasihi Tuhan tidak
hanya cukup dengan segenap hati dan segenap jiwa saja, Tuhan tahu kita
mengasihi Dia, tetapi apa bedanya jika kita hanya menyimpannya di dalam hati
saja, tanpa adanya usaha yang bisa kita lakuin sebagai pembuktian cinta kita
kepada Dia.
Usaha yang terus menerus mau kita
lakuin untuk terus mendekat kepada Dia adalah dengan belajar meninggalkan hawa
nafsu/ kedagingan kita. Meninggalkan manusia lama kita dan menjadi manusia
baru. Dibutuhkan kemauan yang kuat untuk mau meninggalkan kenikmatan kita, tetapi
bukan berarti tidak mungkin, yang dibutuhkan adalah terus memandang kepada Dia,
sehingga kita pun akhirnya berani meninggalkan segala kenikmatan duniawi.
Contoh kecil yang bisa kita
lakuin adalah datang kepada Dia dalam Doa.
Sebagai orang yang hidup di kota besar seperti Jakarta
kita semua dituntut untuk serba cepat, hingga terkadang kita menjadi lupa untuk
berlutut dan menyembah Pencipta kita.
Mulailah berusaha dengan bangun
lebih pagi, dan berdoalah sebelum memulai harimu.
Ingat yang dibutuhkan Tuhan bukan
hanya “kata-kata saya mencitaimu Tuhan” tetapi ketika kita mau
berusaha menjalin persahabatan yang mesra dengan Allah.
Terkadang mungkin kita masih
sulit untuk bangun lebih pagi, atau sehari berhasil, tetapi kebesokannya tidak
berhasil, tetapi mintalah rahmat kesetiaan, supaya kita boleh berusaha dan rela
memberikan sedikit waktu kita. Ingat, Dia yang memampukan kita dalam segala hal
kehidupan kita.
- Iman :
Iman adalah mempercayai yang tak tampak akan tetapi dengan iman pula
kita melihat yang kita imani. St.
Agustine
Beranikah kita percaya dengan apa
yang tidak kita lihat? Padahal jika kita berani untuk Percaya, maka kita pun
menjadi berani untuk menjadi anaknya yang percaya bahwa rancanganNya adalah
rancangan yang mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.
Ulangan 28:13
…” Tuhan akan mengangkat engkau menjadi
kepala dan bukan ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan,
Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia…”
Jadi beranikah kita menjadi
percaya? Percaya akan janji – janjiNya? Dan Terus berharap kepada Dia?
Di Dalam gereja Khatolik, kita
mempunyai teladan iman yang luar biasa… yaitu bunda kita sendiri, Bunda Maria.
Dia yang dengan kelembutan hatinya, hidupnya yang berkenan kepada Allah berani
untuk melaksanakan hanya kehendak Allah saja yang terutama di dalam hidupNya.
Kata Maria: …” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu...” Lukas 1:38
Semoga dari teladan dan doa – doa
Bunda Maria, kitapun semakin berani untuk memiliki iman seperti Bunda Maria sendiri, sehingga memberanikan kita untuk berkata...
“ Sesungguhnya saya hanyalah
hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” Semoga….
- Taat?
Temannya ketaatan adalah
kesetiaan… Setia dalam menjalankan komitmen yang dibuat, setia dalam
menjalankan komitmen komunitas yang ditetapkan. Mungkin awalnya memang sulit
atau serba salah. Tetapi tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakuin, yang
Dia mau hanya ketika kita membuka pintu hati kita dan berani berkata Ya, maka
Dia akan memampukan kita untuk menjalani dengan taat dan setia komitmen –
komitmen yang ditetapkan.
Ada sedikit cerita mengenai ketaatan,
ceritanya begini:
Suatu Alkisah, di suatu kerajaan
Iblis sedang ada tes untuk kenaikan pangkat bagi 3 iblis junior menjadi senior
Iblis. Ujiannya sangat mudah, hanya menggoda manusia untuk jatuh ke dalam dosa.
Iblis 1 menguji manusia: … “Man…
Man (panggilan untuk manusia) kamu kenapa percaya kepada si Yesus itu? Padahal
pada saat kamu susah kamu sendirian loh..”
Sich Manusia menjawab “ Saya
tidak dibiarkan sendirian, bukankah di Alkitab ada tertulis, bahwa sehelai
rambut jatuh pun jatuh Dia tahu, Dia adalah Allah yang memelihara ku.” Iblis
pun kalah….
Iblis 2 pun datang lagi menguji
manusia:… “Man..Man…kamu bencilah sesamamu, apalagi orang yang telah menyakiti
hatimu, balaslah lebih kejam kepada orang yang menyakiti hatimu”
Tetapi sekali lagi sich manusia
menjawab “ Tuhan telah menebus saya dengan darahNya yang kudus, Dia yang rela
mati di kayu Salib demi saya. Apa susahnya bagi saya jika saya belajar untuk
mengampuni yang bersalah kepada saya?” Iblis pun kalah kembali…
Iblis 3 pun mencobai manusia lagi:
“Man..Man… Kamu mulailah berdoa, mulailah mengasihi sesamamu, menghormati orang
tuamu… Tetapi nanti saja… Sekarang
kamu kan bisa
main – main dulu, bisa nonton DVD dulu… Nanti saja yach Man kamu berdoanya… Dan
lucunya… Iblis ke – 3 Ini yang berhasil naik pangkat….
Karena kecenderungan manusia
untuk menunda dan belajar menjadi taat… Manusia yang cenderung nanti saja…Maka
jadilah iblis ke – 3 ini yang naik pangkat.
Semoga dari sedikit cerita di
atas kita mau belajar untuk taat dan setia dalam menjalankan komitmen kita.
Walaupun jatuh dan bangun… Tetapi jangan sampai kebablasan…Inget saja untuk
balik dan belajar…
Selain Doa, Usaha, Iman dan Taat,
kesetiaan ada banyak segi atau aspek yang bisa membawa kita mendekat kepada
Dia.
Tuhan memberkati... ^_^ (DL)
Inspirasi dari Khotbah Romo tanggal 22/03/2012